Halaman

Kamis, September 25, 2008

Asertif dan aku yang cenderung non-asertif

Asertif.. Kesimpulan yang saya baca tentang asertif ini merujuk kepada kemampuan seseorang menyampaikan sesuatu ke orang lain dengan cara penyampaian yang baik, ga nyinggung perasaan orang lain, tapi tegas dan kena sasaran. Lawan sikap asertif ini ada 2. Yang satu, ketidakmampuan seseorang untuk menyampaikan suatu maksud ke orang lain, bisa jadi dalam menyampaikan sesuatu, kalimat yang dipake berbelit-belit bahkan kadang ga nyampe ke maksud yang ingin disampaikan; dan satu lagi yaitu sikap yang terlalu bebas mengungkapkan sesuatu kepada orang lain, dengan kata lain, terlalu jujur menyampaikan sesuatu ke orang lain tanpa ada filter pengatur kata-kata untuk menjaga perasaan orang lain.
Dari yang pernah saya baca sih katanya asertif ini bisa dilatih. Caranya saya ga tau pasti. Tapi pernah ada temen saya yang nyaranin banyak baca buku untuk nambah pengetahuan, jadi kita tau pasti dari referensi pengetahuan itu apa yang kita omongin. Secara ga langsung, bisa melatih jalan pikiran kita supaya sikap asertif ini terbentuk dan terlatih. Cara lain, masih saran dari teman saya tadi tapi di waktu yang terpisah, yaitu banyak bergaul sama orang dari macem2 karakter. Kalau ini sih kayaknya hubungannya cukup jelas ya sama asertif. Asertif itu bisa muncul kalau kita lagi berkomunikasi dengan orang lain, tapi belum tentu kalau kita berkomunikasi, asertif akan muncul. Kalau kita bergaul, makin bervariasi karakter yang kita jumpai pasti makin banyak juga "daftar pustaka" yang kita punya, pengalaman kita dalam berkomunikasi pun bertambah, otomatis kemampuan asertif juga akan terasah (inget ungkapan "pengalaman adalah guru terbaik")
Setiap orang, bahkan orang yang bijaksana pun pasti pernah mengalami masing-masing sikap itu. Tapi kecenderungan orang itu beda-beda. Contohnya saya sendiri.. saya sering banget dapet teguran atau paling ga raut muka lawan bicara saya berubah masam waktu lagi ngobrol sama saya. Tak lain dan tak bukan karena saya ga bisa menyaring pikiran mana yang perlu dan tidak perlu disampaikan, atau mungkin cara penyampaian saya seringkali ga bisa diterima sama lawan bicara saya. Emang sih ga mungkin juga untuk kita nyampein sesuatu sama persis semua detail yang kita pikirin ke orang lain, tapi mungkin porsi yang saya punya masih agak jauh dari asertif. O ya.. Satu lagi yang mempengaruhi asertif ini yaitu kepercayaan diri. Percaya atau ga, kalau kita PD sama diri sendiri, pancaran wibawa kita akan lebih terasa oleh orang lain, orang akan menganggap kita orang yang capable dan akhirnya kita akan lebih tenang, bisa berpikir jernih waktu bicara sama orang lain, yang artinya kita bisa dengan mudah menyusun kata-kata dan arah pembicaraan. (asertif kan..?)

0 comments:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...